Tata Cara Shalat Dhuha Lengkap – Dalam Islam, semua bersifat wajib atau fardhu yang bilamana dilakukan akan mendapat pahala dan jika tidak melakukannya mendapat dosa. Tetapi juga terdapat suatu hal yang bersifat sunnah yang berarti tidak wajib dilakukan. Jika anda melakukannya maka akan mendapatkan pahala sesuai yang dikerjakan dan jika tidak maka tidak akan mendapat dosa.
Shalat sunnah dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang dikerjakan dari matahari terbit hingga menjelang shalat dzuhur. Beberapa sumber menjelaskan bahwa shalat dhuha lebih baik dilakukan setelah melewati seperempat siang.
Sebelum membahas tata cara shalat dhuha secara lengkap, terdapat beberapa hadits yang menjelaskan keutamaan dari sholat dhuha. Sholat dhuha digunakan sebagai sarana untuk memohon ampunan dosa, sebagaimana yang tercantum dalam hadits berikut:
“Orang yang membiasakan menjaga sholat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun dosanya sebanyak buih di lautan.” (HR At-Tirmidzi dan Ibu Majah)
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa sholat dhuha termasuk bagian dari sedekah:
“Setiap pagi, kalian wajib mengeluarkan sedekah dari setiap ruas anggota badan. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Anda dapat menggantinya dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR Muslim)
Jumlah Rakkat Dalam Sholat Dhuha
Dalam tata cara sholat dhuha, kita mengerjakan sholat sunnah ini seperti pada sholat sunnah lainnya yaitu sebanyak dua rakaat dengan satu salam. Kita hanya perlu membedakan niat, waktu, dan bacaan sholat dhuha dengan sholat sunnah lainnya. Anda perlu melakukan minimal dua rakaat sholat sunnah dhuha. Namun, para ulama tidak membatasi jumlah rakaat yang boleh Anda lakukan.
Para ulama memiliki pendapat yang berbeda mengenai jumlah maksimal rakaat sholat sunnah dhuha. Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah maksimal rakaat sholat sunnah dhuha. Beberapa orang berpendapat bahwa Anda dapat melakukan maksimal 12 rakaat, sementara yang lain mengatakan bahwa Anda bisa melakukannya lebih banyak asalkan Anda melaksanakannya sebelum batas waktu dhuha berakhir. Nabi Muhammad SAW sendiri pernah melakukan sholat dhuha sebanyak 4 rakaat. Beliau juga pernah melaksanakan cara shalat dhuha sebanyak 8 rakaat dan setiap dua rakaat beliau mengucapkan salam.
Ummu Hani’ binti Abi Thalib menjelaskan hal tersebut dalam hadits Rasulullah SAW:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak 8 rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam.” (HR. Abu Dawud).
Niat Sholat Dhuha dan Tata Caranya
Setelah anda mengetahui jumlah rakaat dalam pelaksanaan sholat dhuha, hal selanjutnya yang harus anda pahami adalah tata cara shalat dhuha dan bacaan niat untuk melakukan sholat sunnah dhuha. Berikut penjelasan lengkapnya:
Niat Sholat Dhuha :
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Ushalli Sunnatal Dhuha Rak’ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa’an Lillahi Ta’alaa
Artinya: “Aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Sholat Sunnah Dhuha :
Berikutlah panduan lengkap tata cara shalat dhuha yang harus anda lakukan,
Rakaat Pertama;
- Membaca Niat Sholat Dhuha
- Takbiratul Ihram
- Membaca Doa Iftitah (Sunnah)
- Membaca Surah Al-Fatihah
- Membaca Surah Ad-Dhuha
- Rukuk dengan tuma’ninah
- Itidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dengan khusyuk
- Sujud Kedua dengan tuma’ninah
Kemudian berdiri dan melanjutkan ke rakaat kedua,
Rakaat Kedua;
- Membaca Surah Al-Fatihah
- Membaca Surah As-Syams
- Rukuk dengan tuma’ninah
- Itidal dengan tuma’ninah
- Sujud dengan tuma’ninah
- Duduk dengan khusyuk di antara dua sujud
- Sujud Kedua dengan tuma’ninah
- Tasyahud Akhir dengan tuma’ninah
- Salam
- Membaca Doa Sholat Dhuha
Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka.
Artinya: “Ya Allah, bahwasanya waktu dluha itu waktu dluhaMu, kecantikan ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu, perlindunganMu”.
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.
Artinya: “Ya Allah, turunkanlah rizkiku jika masih ada di atas langit, dan keluarkanlah jika ada di dalam bumi. Mudahkanlah jika sukar, sucikanlah jika haram, dekatkanlah jika masih jauh, dan limpahkanlah kepada kami berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaanMu, sebagaimana Engkau limpahkan kepada kami.”
kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh.”
di2n34